JAKARTA, 30 November 2024 – Siapa sangka, Felmy Sumaehe, yang sempat terpojok dan terlihat babak belur di tengah pertarungan, justru keluar sebagai pemenang dalam duel seru melawan Shanell di Byon Combat Volume 4. Tapi, tunggu dulu—apakah kemenangan ini benar-benar sah? Atau, justru ada sesuatu yang perlu dipertanyakan?
Felmy Sumaehe: Jago Bertahan, Tapi…
Jelas, Felmy nggak menang karena serangan brutalnya. Bahkan, kalau kita lihat dari statistik pertarungan, dia lebih banyak terdesak daripada menguasai. Shanell yang punya serangan cepat dan kuat justru lebih dominan sepanjang laga. Tapi, Felmy—dengan segala luka yang mendera—bisa bertahan lebih lama. Kunci kemenangan? Mungkin bukan soal seberapa kuat kamu bertarung, tapi seberapa lama kamu bisa bertahan.
“Felmy itu luar biasa. Dia tahan banting banget, tapi bukan berarti itu jadi alasan dia menang,” ujar Denny Sumarna, analis pertarungan terkenal, dengan nada serius. “Dia memang bisa menahan serangan, tapi kalau kita bicara soal teknik, Shanell jelas lebih unggul.”
Taktik atau Keberuntungan?
Namun, taktik Felmy yang ‘tertunduk’ dan seakan ‘menyerah’ selama sebagian besar laga justru membuat Shanell lengah. Mungkin, kalau kita ibaratkan pertandingan ini seperti sepak bola, ini seperti tim yang bermain dengan 10 orang di lapangan tapi justru mencetak gol di menit-menit terakhir karena tim lawan kehilangan fokus.
Felmy tahu kapan harus menyerang, kapan harus bertahan—dan saat Shanell sedikit lengah, ia langsung ambil kesempatan. Ini soal timing dan mental yang nggak bisa diremehkan.
“Felmy itu sabar banget, dia tahu kapan harus menunggu dan kapan harus menyerang balik,” kata Rizki, analis mental yang mengamati pertandingan. “Shanell, di sisi lain, agak emosional. Itu yang buat dia sedikit terpancing.”
Teknik Rahasia Felmy?
Nah, bagian ini yang jadi sorotan banyak orang. Felmy tiba-tiba muncul dengan teknik yang belum pernah kita lihat sebelumnya—terutama di saat-saat kritis ketika Shanell sudah hampir mengakhiri pertarungan. Beberapa saksi mata mengatakan, teknik itu terasa seperti ‘kartu truf’ yang baru dimainkan di detik-detik akhir.
“Felmy udah kelihatan banget lelah, tapi dia mampu menahan serangan dan nyaris kalah. Lalu, tiba-tiba dia ngeluarin teknik yang bikin Shanell kaget,” kata Andri, penggemar berat Byon Combat. “Kalau itu nggak disebut taktik licik, saya nggak tahu lagi deh.”
Tentu saja, ini membuka pertanyaan: apakah kemenangan Felmy benar-benar karena kehebatan tekniknya, atau cuma soal mengambil peluang di momen yang tepat?
Shanell: “Saya Frustrasi!”
Di sisi Shanell, kekecewaan jelas terlihat. Meski mengakui kekalahan, ia nggak bisa menutupi rasa frustrasi setelah pertarungan. “Saya rasa saya mulai kehilangan kontrol. Felmy tahu bagaimana mengelabui saya,” kata Shanell dalam konferensi pers pasca-pertarungan. “Dia terlalu cerdik, saya nggak siap dengan cara bertarung seperti itu.”
Tentu, ini bukan sekadar soal siapa yang lebih kuat fisik, tapi siapa yang bisa lebih pintar membaca permainan. Seperti dalam sepak bola, bisa jadi si pemain bintang melakukan kesalahan karena terperangkap oleh taktik lawan yang lebih sederhana, namun efektif.
Felmy Menang, Tapi… Apakah Ini Adil?
Pada akhirnya, Felmy berhasil meraih kemenangan. Tapi, dengan segala kontroversi yang muncul, kita mungkin bertanya—apakah kemenangan ini benar-benar adil? Felmy lebih banyak terluka, lebih banyak bertahan, sementara Shanell yang lebih agresif terlihat seperti kehabisan energi.
Bagi sebagian orang, kemenangan ini menunjukkan betapa pentingnya mental dan strategi dalam bertarung. Namun, bagi yang lain, hasil ini masih menyisakan pertanyaan: jika Felmy tidak mengeluarkan teknik rahasia itu, apakah dia masih bisa menang?
Intinya, meskipun Felmy pantas diakui sebagai pemenang, pertarungan ini—seperti halnya beberapa pertandingan sepak bola kontroversial—mungkin tidak akan pernah selesai dibahas.
Apa pendapat kamu? Felmy menang dengan cara yang adil, atau kita semua harus mempertanyakan keabsahan kemenangan ini?